Ekosistem Penerbitan Buku Tetap survive
Belajar Menulis Gelombang 9
Pertemuan 38 :
Senin, 06 Juli 2020
Waktu :
Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Topik : Ekosistem Penerbitan Buku Tetap survive
Peresume :
Nanda Candra Kirana, S.Pd
Profil Pemateri
Jabatan : Publishing Consultant Andi Publisher
TptLhr : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status : Menikah
Istri : Retna G.
Anak : 1. Nindita Saheka Ramadhani
2.
Raditya Rizky Duanda (alm)
3. Naditya Tertia Alfarizky
Hobby : Membaca, Menulis, Olah Raga,
Musik
Fb : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Fb : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Blog : www.sobatambyar.com
Pendidikan
1.
S1 Geografi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2.
S2
Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
Riwayat Pekerjaan
1.
Staff
LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
2.
Staff EDP
PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
3.
Ka. Lab.
Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002
4.
Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002
5.
Staff Net
Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002
6.
Staff
Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004
7.
Product
Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006
8.
Ka. Biro
Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007
9.
Manager
Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 – 2019
10.
Publishing
Consultant Andi Publisher 2020- Sekarang
Karya tulis buku
1.
Lebih
Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
2.
Lebih
Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008
3.
Corel Draw
X4 2008
4.
Teknik
Modern Fotografi Digital 2007
5.
Pengolahan
Digital Image dengan Photoshop CS3 2007
6.
Menyusun
Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
7.
Special
Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2 2005
8.
Menjadi
Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005
9.
Pengenalan
Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
10.
Trik &
Teknik Profesional CorelDraw 12 2004
11.
Kupas
Tuntas Ponsel Anda 2003
Ekosistem
Penerbitan Buku Tetap Survive
Anda pasti tahu bahwa agar sebuah buku
sampai kepada pembaca,ada proses panjang yang hareus dilalui sang buku. Banyak
pihak yang terlibat untuk menghadirkan sebuah buku. Anda sepakat atau tidak
dengan saya perbita dalah pihak yang paling dominan dalam hal ini.
Penerbit yang baik sudah memiliki
skenario yang matang dalam hal mengemas sebuah buku. Meski tidak selalu
skenario yang telah dibuat akan menghasilkan apa yang diharap.
Di tengah pandemi yang saat ini
melanda, banyak imbas yang dirasakan oleh para penerbit. Kondisi ini secara
langsung berimbas kepada ekosistem penerbitan itu sendiri.
Senin, 06 Juli 2020. Para peserta
pelatihan menulis kembali kedatangan pemateri yang luar biasa yang sudah lama
berkecimpung di dunia penerbitan Pak Edi S. Mulyanta S.Si, M.T., beliau memberikan
banyak gambaran tentang dunia penerbitan saat ini dan tentunya tetap memberi
angin segar kepada para peserta untuk bisa menerbitkan buku. Berikut kutipan
dari pemaparan beliau.
Dunia Penerbitan di Mata Edi S. Mulyanta

Mohon maaf saya buka dapur-dapur semua yang berkaitan dengan penerbitan
dari hulu hingga hilir, semoga dapat memberikan sedikit gambaran yang terjadi
saat ini.
Saya awali dengan, dunia penerbitan itu sendiri, dimana dunia penerbitan
adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya.
Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat
dikatakan berujung pada Duit atau UUD (ujung-ujung nya Duit) dalam hal ini
penjualan buku untuk bisnis penerbitan.
Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko
guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem
yang khas.
Pandemi ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak
semuanya terdampak, akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak
yang cukup signifikan.
Pada bulan Januari 20-Februari 20 .. omzet Toko buku masih sangat normal,
dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang tidak terduga.
Setelah pak Jokowi mengumumkan masuknya Corona di Indonesia, benih badai
besar ini benar-benar telah tersemai, dan membesar dengan deret multiplikasi
yang luar biasa. Menjadikan semua lini kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis
yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke
gigi paling rendah yaitu 1. Dan terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara
waktu, sambil melihat keadaan.
berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan
penerbit yaitu Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop, artinya
terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan
omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya.
Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga
mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi
buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit
menanti bersemi di Toko Buku.
Kami mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat kita
mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat
kita meramu materi, kemudian kita launch, dan beruntung mendapatkan sambutan
yang baik.
Buku-buku pendidikan, juga kita tetap pertahankan produksinya, karena kami
yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku kita
konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil
setiap tahunnya.
Keputusan-keputusan strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang
sangat besar untuk memproduksi buku. Kami memarkirkan mesin-mesin kami hampir
50%, untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang
menggerakkannya kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.
Banyak hikmah yang didapat kali ini, di sisi penulis, penulis harus selalu
siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya.
Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga
penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian tertentu.
Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu
berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang
dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada
distorsi makna yang sampai ke pembacanya.
Media WA yang dikelola oom Jay ini, merupakan latihan yang luar biasa bagus
sekali, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapan apa yang kita
pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterpretasi oleh pembaca tulisan
kita.
Semua perlu proses, latihan, dan kemauan. Sehingga komunitas belajar
menulis seperti ini, merupakan sarana latihan dalam menangkap peluang yang
mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan
secara rekursif (looping) berkali-kalai sehingga bapak ibu akan semakin lihai
dalam mengolah kata yang dirangkai dalam tulisan.
Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis.
Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk bapak ibu mulai menulis, karena di
dalam blog... tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang
bapak ibu tawarkan.
Penerbit akan selalau melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan bapak ibu
sekalian, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan oleh bisnis
semata.Sehingga terkadang tulisan bapak ibu yang luar biasa, tidak terlihat
oleh penerbit yang hanya melihat business process nya saja, bukan writing
processnya.
Dengan sudut pandang ini, bapak ibu perlu sedikit berempati kepada penerbit
yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus dilakukan
adalah, mencoba melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema yang
diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya
dipampang di toko buku di rak Best Seller.
Perlu bapak ibu ketahui rahasia ini, bahwa tidak ada buku best seller by
design. Atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah
buku yang blessing.
Kami pernah melakukan perencanaan matang, untuk membuat buku yang best
seller. Kami memilih tema yang luar biasa bebobot, penulis yang cukup disegani
karena menang penghargaan di dunia internasional. Kami push pemasaran dengan
luar biasa. Akan tetapi hasilnya cukup mengecewakan.

Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah
wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi
yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya
penulis-penulis baru. Yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit,
akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya
karakter sendiri dan tentunya di tunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit
tentunya.
Bapak ibu dapat mulai tulisan dengan tema yang bapak/ibu sukai dan
betul-betul bapak ibu kuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog
pribadi dan sebarkan di lingkungan teman.
Jika sudah Percaya Diri, buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis
besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema,
Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning
buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan
mengapa buku tersebut ditulis. Bapak ibu dapat sedikit "Ngecap"
supaya penerbit tertarik dengan tulisan ibu.
: Penerbit bukan maha tahu, bapak ibu sekalian, penerbit di dasarkan pada
data historis penjualan. Jadi penerbit itu tidak selalu benar. Penerbit
biasanya agak sedikit kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema
yang berlum terekam di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu bapak ibu
beri perhatian, untuk menyadarkan penerbit akan tema yang bapak ibu angkat
dalam tulisan ibu.
Tulislah rencana penulisan bapak ibu, dengan target market yang dituju,
syukur-syukur bapak ibu tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new
normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya.
Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media
printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain buku akan semain
banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal
ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Setelah 3 bulan parkir di Pitstop, tampaknya secercah harapan muncul di
tengah badai yang tidak menentu, setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi
dengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak.
Di bulan juni-juli, saat ini dapat dikatakan Gramedia sebagai outlet toko
buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapi angka di 80% di seluruh Indonesia,
berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk memulai New
Normal.
Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan
apakah melaju kembali ataukan menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih
pasti.
Melaju, tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2
bulan hingga 3 bulan, sehingga gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit
yang telah kehabisan nafas, sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan
bisnisnya sambil menunggu keadaan.
Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar,
tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang
masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Pengalaman kami, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan
chaos seperti ini. Kami beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus
corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan
cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan
cepat.
Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan
tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia
dengan mudah.
Resumenya mantul ...
BalasHapusMantap Pk
BalasHapusSemangat....kunjuan balik di tunggubya di https://nurainiahwan.blogspot.com
BalasHapusMantap
BalasHapuswahh banyak informasi mengenai penerbitan sebuah buku .. hebatt..
BalasHapusMantaf
BalasHapusKeren Bapak...
BalasHapusResumenya panjang
Bismillah
Selasa, 07 Juli 2020, Postingan ke-416. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog www.sarastiana.com
Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran