BAROMETER PRESTASI
BAROMETER PRESTASI
Nanda Candra Kirana Silitonga
Suatu malam sebelum beranjak tidur, eorang ayah meminta tiga orang
putranya untuk membuat catatan tentang
dua hal yang ingin mereka dapatkan esok hari. Setelah ketiga putranya selesai
membuat catatan, sang ayah meminta ketiga putranya untuk merealisasikan
keinginan mereka besok setelah mereka bangun tidur.
Esok paginya, putra pertama segera berangkat dari rumah tanpa
sarapan. Dia berpkaian sangat rapi. Dengan mengendarai sepeda motor
kesayangannya. Ia pergi ke arah kota.
Putra keduanya terlihat
lebih santai, ia pergi dari rumah setelah sarapan dan menghisap sebatang rokok.
Ayah tahu, bahwa putra ketiga bangun paling awal namun sampai
sekarang dia masih di rumah. Ia masih membersihkan pekarangan rumah. Sang ayah
berpikir mungkin membersihkan rumah menjadi keinginan anaknya untuk hari ini.
Saat sore tiba, anak pertama dan kedua pulang. Wajah mereka
terlihat senang. Sang ayah memanggil putra ketiga untuk bergabung bersama
mereka di ruang tengah.
“Baiklah, coba kalian sampaikan dua keinginan kalian masing-masing
dan bagaimana penyelesainnya” Mulai sang ayah meminta kepada putra-putranya
dimulai dari yang tertua.
“Dua keinginanku hari ini yang kujadikan target; pertama, aku ingin
mendapatkan uang sebesar lima ratus ribu rupiah dan ingin berfoto dengan bupati”
Ungkap anak pertama.
“Agar mendapat lima ratus ribu, aku gadaikan laptop lamaku yang
jarang aku pakai” Tambahnya sambil meletakkan lima lembar uang kertas
bernominal seratus ribu.
“Untuk bisa berfoto dengan bupati, aku datang ke sebuah acara yang
terjadwal dihadiri bupati. Saat acara selesai, aku berusaha untuk bisa berfoto
dengannya” Tambahnya sambil tersenyum dan menunjukkan fotonya bersama bupati
yang terpampang di layar ponselnya.
Sang ayah dan kedua adiknya mengannguk takjub.
“kalau aku, aku ingin memiliki baju baru dan makan di restaurant”
Putra kedua mulai bicara.
“Untuk mewujudkan keduanya aku menjual jam tangan dan meminjam uang
ke temanku” Putra kedua menunjukkan pergelangan tangannya. Jam yang biasanya
melilit disana kini sudah tiada.
“Kamu tidak kemana-mana” Tanya putra pertama pada putra ketiga.
“Iya, Bang. Untuk mewujudkan keinginanku, aku memang tidak
kemana-mana. Keinginanku pertama, memetik buah kelapa di kebun belakang rumah
kita lalu menjualnya. Keinginanku kedua, memberikan hasil penjualan untuk orang
yang membutuhkan.” Jelas anak pertama.
“Tadi pagi selesai membersihkan pekarangan rumah, aku memetik kelapa.
Selanjutnya aku menelepon pengepul untuk datang kemari. Aku berhasil
mendapatkan enam ratus ribu. Siang tadi kulihat sandal ayah putus. Aku belikan
yang baru…”kedua kakaknya menatap ke kaki ayah.
“…selanjutnya aku teringat kalau Pak Darsiman sedang sakit. Aku datang
menjenguk dan memberi bantuan dua ratus ribu rupiah untuk biaya pengobatan.”
Sambung putra ketiga.
“Dan ini aku masih punya
tiga ratus ribu. Mendengar cerita abang kedua tadi, aku berniat memberikan uang
ini kepada abang untuk membantu melunasi utang” Sambungnya lagi.
Cerita ini hanya ilustrasi tentang ragam cara orang ingin mencapai
keinginan dalam hidup. Seluruhnya membutuhkan pengorbanan. Namun orang bijak
akan menggunakan potensi terdekat yang ia miliki untuk mencapai keinginan
tersebut. Terlebih lagi, harusnya capaian dalam hidup tidak hanya tentang
kuantitas semata namun juga harus berdasar manfaat. Prestasi sejati adalah saat
engkau berhasil menggapai mimpi dan banyak orang lain juga meraih mimpi karena
capaian yang kamu miliki. Karena prestasi dalam hidup seseorang dapat diukur
seberapa bermanfaat dirinya bagi orang lain.
Langkat. 13 juni 2022
Komentar
Posting Komentar