HARAPAN

 

HARAPAN

“Anakmu paling besar kuliah kedokteran kan, Fif?”

Aku arahkan wajahku pada sumber tanya itu.

“Iya” Jawabku singkat.

“Putri bungsumu juga kan?” Kini suara lain ikut bertanya.

“Iya” Jawabku lagi

“Kamu enak, punya anak-anak yang bakal jadi orang sukses” Suara pertama kembali bergeming.

“Kalau aku malah mengikut jejak anakku. Ha…ha…ha…” Timpal suara ketiga sambil tertawa paksa.

“Pak Afif, ada tamu yang mau bertemu” Suara itu menghentikan perbincangan kami.

Aku berdiri dan melangkah mengikuti pria itu.

***

Aku kembali. Suara-suara yang tadi mengintrogasi terlihat heran dengan hujan yang menghiasi wajahku.

“Ada apa, Fif?” Suara terdekat denganku bertanya.

“Istri dan anak-anakku mati bunuh diri” Ucapku sambil mengemas beberapa barang ke dalam ransel.

Aku akan dibawa oleh petugas tipikor dan polisi untuk pulang. Suara-suara yang tadi nyaring, kini terlihat lembut memberi rasa turut larut dalam rasa yang sama. Suara-suara ini adalah teman-temanku yang terjerat kasus korupsi yang sama. Sedangkan istri dan anak-anakku yang menjadi harapanku, harus bunuh diri karena menanggung malu.

 

Langkat, 09 Juni 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MODA DARING LAGI UNTUK KELAS 7 MTsN 1 LANGKAT

DARI PTK KE MEDIA CETAK