MAAF DARI RUNDAYANI
MAAF DARI RUNDAYANI
Nanda Candra Kirana Silitonga
Ruqos menatap kepergian Rundayani. Air matanya masih terus jatuh. Putrinya
menggenggam erat tangannya.
“Kita nggak ikut ibu, Ayah?” Tanya putrinya yang menangis
keras.
****
“Aku hanya menagih janjimu, Bang” Ujar Rundayani bernada tinggi.
“Bersabarlah, Dik. Aku pasti penuhi janjiku” Jawab Ruqos sambil
masih berbaring sambil sesekali menghisap rokok.
Rundayani kembali ke dapur. Ia lanjutkan merebus ubi yang ia pinta
dari tetangga. Sudah hampir sebulan hanya ubi yang menjadi hidangan meja makan.
“Ubi lagi, Bu?” Putri kecilnya duduk di samping Rundayani yang
sedang meniup perapian.
“Iya, Nak. Ndak apa-apa kan?” Ucap Rundayani sambil
tersenyum berat.
****
“Kalau memang abang tak mau mencari pekerjaan. Biar aku saja yang
pergi, Bang” Rundayani menatap tajam suaminya.
Ruqos hanya terdiam sambil terus memejamkan mata. Tapi Rundayani
tahu kalau dia tidak tidur.
Kali ini Rundayani bergerak menuju belakang rumahnya. Ia lanjutkan
menjemur pakaian yang baru selesai ia cuci.
“Abang pergi” Ruqos berjalan keluar dari pintu belakang.
“Abang mau kemana?”
“Terserah aku”
****
“Maafkan aku, Dik” Hanya itu yang bisa diucapkan Ruqos sambil
memegang tangan Rundayani yang terbaring lemah.
“Aku juga minta maaf, Bang. Aku belum bisa jadi istri yang baik
untuk abang” Ujar Rundayani terbata-bata.
“Abang yang salah, Dik. Maafkan abang” Kini Ruqos menciumi tangan
istrinya.
“Kenapa bisa begitu kondisi Rundayani?” Tanya Randok pada
tetangganya Dindin.
Mereka tepat berdiri di belakang Ruqos yang sedang meminta maaf
pada Rundayani.
“Selingkuhan Ruqos tadi datang bawa makanan yang sudah diracuni.
Katanya dia saudara jauh Ruqos. Dia beri makanan itu ke Rundayani. Tanpa curiga
ditelannya” Jelas Dindin panjang lebar.
“Udah kumaafkan abang. Jaga anak kita baik-baik ya, Bang” Ucap Rundayani
sesaat sebelum ia ditandu ke dalam mobil ambulan untuk dibawa ke rumah sakit.
Langkat, 08 Juni 2022
Komentar
Posting Komentar