MENULIS BUKU DALAM SATU MINGGU
Prof. Richardus Eko Indrajit merupakan pakar teknologi yang berbakat. Tak hanya sebagai pakar, narasumber berbagai seminar, ia juga seorang akademisi sekaligus penulis puluhan judul buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional.
Dalam diskusi WAG bersama Om Jay dan rekan-rekan, beliau memberi motivasi untuk terus menjadi pribadi yang produktif. Kita harus mampu men-sugesti diri sendiri untuk aktif dan produktif dalam menulis. Berikut beberapa poin yang dapat saya simpulkan dari perbincangan tadi malam :
1.
Tidak memiliki waktu untuk
menulis adalah alasan klise, Prof Ekoji selalu menulis sebelum tidur malam,
sedikitnya ia menulis satu halaman.
2.
Ini motivasi beliau untuk menjadi
seorang penulis; waktu kecil, cita-cita saya sederhana. saya ingin keliling
Indonesia melihat keindahan kota-kotanya, tapi dibayarin orang lain. setelah
saya jadi penulis, tiba-tiba undangan seminar ke sana sini menggila. akhirnya
dari tahun 1998 sampai 2003, saya sudah berkunjung ke 27 provinsi ketika itu. ampai
saat ini saya sudah hitung, telah mengunjungi 73 negara. Masih lebih dari 100
negara lagi yang saya ingin lihat. makanya sekarang saya tetap menulis dan jadi
youtuber.
3.
5WH adalah untuk penulis awal
yang ingin belajar menulis. karena sifatnya deskriptif, tapi sangat filosofis.
setiap isu apapun, secara filsafat, harus bisa dijelaskan dalam 5W1H. kalau
sudah biasa menulis deskriptif, barulah mulai menulis yang sifatnya:
eksploratif, komparatif, arguentatif, persuasif, dan lain sebagainya.
4.
editor lebih sulit pekerjaannya
dibandingkan dengan penulis. karena yang diedit tidak sekedar bahasanya, tapi
yang penting adalah pesan yang ingin disampaikan ke target audiens terentu
benar-benar tersampaikan secara efektif dan efisien. jadi selain ilmu bahasa,
seorang editor ulung harus memiliki kompetensi psikologis, linguistik,
marketing, pedagogik (untuk buku pendidikan), dan komunikasi (pendekatan
interdisipliner).
5.
Supaya fokus, jangan menulis
terlampau lama (kecuali anda membuat penelitian atau tulisan dokumenter).
Paling lambat 100 hari sudah harus jadi. Karena kalau lama-lama, kita
kehilangan folkus, dan ilmu yang mau kita sharing sudah berkembang dan berganti
lagi isunya. Makanya saya tawarkan, ayo menulis buku dalam SEMINGGU.... pak
Yulius mau menulis dengan saya? DI tahun 2003, saya menulis dengan 20 mahasiwa
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, hasilnya adalah 25 buku dalam 6 bulan.....
6.
menerbitkan buku sekarang tidak
kayak dulu. dulu kita yang butuh penerbit. sekarang penerbit yang butuh kita,
karena saingan mereka adalah internet. jadi ndak usah takut, anda buat buku,
tawarkan ke semua pemerbit. kalau ndak ada yang mau, saya yang terbitkan.
syarat terbit di tempat saya sederhana. semua tulisan anda masukan ke cek
plagiarisme. sejauh 80 persen orisinal, langsung saya terbitkan.
7.
Cobalah kita mendisrupsi diri
sendiri. anggap saja kalau dalam seminggu buku tidak jadi, kita dipecat oleh
organisasi tempat kita bekerja. pasti itu buku pasti jadi. nah cara lain
dibalik. kalau anda saya kasih waktu seminggu untuk membuat 25 halaman saja
mengenai 5W 1H dan TIDAK BOLEH LEBIH, maka anda akan cenderung berfikir fokus
dan menulis yang penting-penting saja.
8.
jangan waktu mengatur kita, kita
yang harus mengatur waktu. paling tidak alokasikan hari Sabtu dan Minggu
seharian. bikin kontrak tak tertulis dengan suami/istri dan anak-anak....
buatlah menulis sebagai sesuati yang PENTING dan GENTING, sehingga harus segera
dikerjakan... itu namanya prioritas.
9.
Menilai baik tidaknya sebuah buku
itu sederhana, kepuasan pembaca. karena pembaca yang puas, akan merefer ke
orang lain. akibatnya buku habis dibeli. dan dicetak lagi... intinya setiap
buku punya target audiens yang ingin diraih. selagi mereka merasa mendapatkan
sesuatu, berarti buku tersebut baik adanya.... (secara etika manfaat yang
dirasa adalah yang baik-baik, bukan dalam hal buruk)
Komentar
Posting Komentar