TEKNIK MENGATASI IDE YANG LONCAT-LONCAT ALIAS KAGAK FOKUS
TEKNIK
MENGATASI IDE YANG LONCAT-LONCAT ALIAS KAGAK FOKUS
Agar anda menghasilkan tulisan yang memikat ada beberapa hal yang
harus diperhatikan
Tulisan harus rapi, dalam artinya
memahami fungsi-fungsi tanda baca dan kaidah penulisan yang benar.
Bahasa tulisan berbeda dengan bahasa
lisan.
Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan target pembaca kita.
Ini penting sebab tingkat keahlian
penulis dilihat bagaimana ia menuturkan isi yang komplek kedalam tulis
sederhana.
Pilihan kalimat-kalimat yang
memancing daya imajinasi dan emosional pembaca.
Sesuaikan dengan kapasitas.
Tidak mengulangi kata-kata yang sama
dalam satu kalimat serta gunakan padanan kata yang lain jika menggunakan makna
yang sama.
Kuatkan data (sumber) artinya pilih
data2 yang kuat untuk menjelaskan satu pembahasan.
Posisikan diri sebagai pembaca.
Bagaimana seandainya kamu membaca
tulisan sendiri.
Saya katakan pasti diawal Anda akan
mengalami kondisi ini, sadar atau tidak.
Biasanya muncul saat proses
penulisan sebuah buku, "Satu ide belum selesai muncul ide berikutnya dan
begitu seterusnya."
Lemahnya kesabaran. Ingin cepat
sukses.
Tidak fokus, loncat kesana-kemari.
Lemahnya daya juang alias gampang nyerah, membuat banyak para pemula gagal
dipertengahan jalan, termasuk saat mengawali diri berproses untuk menulis.
Dalam menulis percayalah
dengan prinsip ini, "makin banyak memberi makin banyak menerima."
atau pernyataan, "Kerja keras enggak akan pernah mengkhianati hasil."
Penyakit yang
bisa menghambat para pemula untuk fokus dan
lebih produktif dalam berkarya... Ini penyakit laten
Pertama: Tidak selektif dalam
memilih ide.
Tidak semua ide itu bagus, bisa jadi
itu adalah ujian.
Mengapa saya bilang begitu?
Sederhananya begini. Jika setiap ide
yang muncul Anda turuti tanpa berpikir matang maka yang ada Anda akan
diombang-ambingkan oleh ide baru yang selalu muncul setiap saat. Ingat, pikiran
kita tidak pernah berhenti menghasilkan ide.
Kabar buruknya, jika kita selalu
menuruti ide baru yang tiba-tiba muncul, tulisan yang sudah digarap bisa dengan
mudah ditinggalkan begitu saja.
Dengan alasan sudah tidak relevan,
tidak menarik, gak ada feel lagi buat lanjut nulis.
Solusinya, Anda harus pilih ide dan
tetap fokus sampai ide tersebut mewujud menjadi karya. Sampai tulisan tuntas.
"Menuntaskan tulisan jauh lebih
baik dari pada tulisan yang dianggap sempurna, namun tidak pernah
selesai."
Kedua: Muncul Ide yang Tidak
Nyambung dengan Tulisan Sebelumnya.
Untuk mengatasinya, selalu awali
dengan pertanyaan apa hubungannya ide baru ini dengan ide sudah ditulis?
Jika diawali dengan
"pertanyaan" tersebut maka ide yang tiba-tiba muncul justru akan
menjadi penambah sudut pandangan baru pada tulisan yang sedang ditulis.
Ketiga: Tidak Membuat Titik Fokus.
Jika yang disampaikan tidak punya
fokus, tulisan jadi kabur. Tidak tepat sasaran. Bahasan jadi kesana-kemari.
Menulis itu harus fokus pada satu
titik sasaran. Fokusnya pada tujuan atau nilai yang ingin disampaikan.
Misalnya, saat Anda ingin menulis
yang tujuannya untuk memberikan orang motivasi dalam berbisnis, maka fokus pada
menyampaikan masalah itu saja.
Catatan penting , pisahkan antara
menulis dan mengoreksi (membaca ulang tulisan), jangan sampai bersamaan.
Tuntaskan tulisan lebih dulu baru koreksi.
Sebab, membaca, menulis, dan
mengoreksi hasil tulisan adalah bagian berbeda.
Pikiran kita tidak bisa melakukan
itu secara bersamaan.
Jika Anda masih ngotot ingin
melakukan menulis dan membaca secara bersamaan, maka saya pastikan tulisan
tidak akan selesai dan Anda akan berputar-putar pada mengoreksi tulisan sendiri
terus menerus sampai ada malas menyelesaikan tulisan.
Maka fokuslah sampai
tulisan selesai.
Komentar
Posting Komentar