MENULIS APA ADANYA DAN APA SAJA
PAK UKIM KOMARUDIN
(Penulis Buku Guru Juga Manusia)
Hari ini kembali
kami para peserta Belajar Menulis Bersama Om Jay menerima ilmu dari
orang hebat, Pak Ukim Komarudin. Saya sempat memiliki dan membaca buku beliau Menghimpun
Yang Berserak, sebuah buku yang menurut saya memberi gambaran betapa asyiknya
dunia guru itu. Sayangnya, buku itu dipinjam oleh orang yang saya lupa dan
tidak dikembalikan lagi. He..he.. .
Mengapa Harus
Menulis?
Menulis itu
adalah salah satu cara bahkan bagi sebagain orang menjadi cara terbaik untuk mengekspresikan
dirinya. Begitu yang dirasakan seorang Ukim Komarudin, dia tidak mementingkan
baik buruk kualitas tulisannya, yang dia tahu hanya menulis apa adanya dan apa
saja. Kemudian apa yang terjadi? Tulisan menemui takdirnya. Orang-orang
terdekat mulai melirik tulisan beliau. Tanggapan mereka tanggapan yang positif,
mereka menyukai gaya tulisan Pak Ukim. Tulisan Pak Ukim membawa pembaca hanyut
dalam tulisannya. Yups, menulis bukan seekedar menyusun kata namun memberikan
rasa. Beliau bertambah semangat dalam menulis dan mulai berencana mengumpulkan
tulisan-tulisannya menjadi buku.
Menerbitkan
Buku; Dilema Individualis dan Tim
Akhirnya beliau
menawarkan buku beliau ke penerbit. Disini pula ada pelajaran baru yang beliau
dapat bahwa menerbitkan buku itu bukan pemain tunggal, penulis itu adalah
bagian dari tim. Penerbit memanggil beliau terkait proses penerbitan buku
beliau, namun dalam interview itu penerbit menyampaikan akan melakukan beberapa
perubahan dan tambahan guna meningkatkan kualitas bukunya. Awalnya hal itu
sangat mengganggu pikiran beliau namun setelah berdiskusi dengan sahabatnya
yang sudah terlebih dahulu menerbitkan buku, beliau sadar bahwa mereka bukan
orang lain namun tim yang akan membuat buku kita menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah
proses yang beliau alami dalam menerbitkan buku. Namun yang paling menyenangkan
ialah saat menanti calon buku yang akan diterbitkan. Saya bisa rasakan betapa deg-degan
menanti kelahiran buku pertama.
Ada kehebatan
dari seorang penulis. Ia jelas ekspresinya. Ia juga punya daya jangkau dakwah
yang lebih luas dalam menebar kebaikan. Ia juga punya legacy atau warisan untuk
pertinggal jejak kebaikannya, yakni tulisannya. Menulislah, setiap hari. karena
anda akan menemukan kebahagiaan; menulis berarti kita MENCIPTAKAN SEJUMLAH
KEBAIKAN.
Sesi Tanya-jawab
P1
Assalamu'alaikum. Saya
Ratna Jumpa dari Sigli Aceh, ingin menanyakan kepada Bapak, bagaimana kriteria layak atau tidaknya sebuah buku
dapat di terbitkan oleh penerbit terutama buku pelajaran. Trima kasih.
Jawab :
Ibu Ratna yang baik. Memang ada kriteria yang dianggap layak untuk diterbitkan. Khususnya
terkait buku mata pelajaran, biasanya mereka mencari buku: (1) menunjukkan
penggunaan pendekatan baru; (2) lebih lengkap; (3) penulisnya memang
berkualifikasi luar biasa; (4) Naskah renyah (enak dibaca); dan diutakan dari hasil penelitian lembaga-lembaga
pendidikan terbaik.
P2
Assalamualaikum Om Ukim yg budiman,
perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang, saya bertanya ttg
pengalaman om Ukim dalam tulis menulis:
1. Jeda berapa lama tulisannya mulai di
lirik.
2. Media apa t4 mempublish tulisan om
pertama kali.
3. Gimana latar belakang buku guru juga
manusia sehingga bisa best seller, dan
buku besy seller tsb brp exsemplar laku dan brp oom dapat royalti dr buku
tsb.(maaf agak privasi)
4. Dari awal mulai om menulis sanpai
sekarang, ada ndak berubah motivasi oom ukim dalam menulis.
5.saat oom di intervew sama siapa, dan apa
hal yg sangat berkesan dari intervew tsb.
6.keseharian om ukim seperti apa
kesibukannya.
7.apakah buku karya om ukim semua
diterbitkan di mayor..
8.buku mengumpulkan yg berserK tsb berapa naskah semua, naskah mana yg paling berkesan dan berapa lama munulis buku tsb.
9. Efek hanya pertabyaan, ya jdnya pertanyaannya meng ular. Thanks.
9. Efek hanya pertabyaan, ya jdnya pertanyaannya meng ular. Thanks.
Jawab:
Om Syukri yang kreatif. Paling lama 6
bulan. Jika tidak ada kabar. Berpindah ke lain hati (penerbit lain) atau naskah
direvisi ulang.
Saya menulis di buletin sekolah, kemudian
buletin pendidikan DKI, lalu buletin Diknas, dst.
Buku
Guru juga Manusia bisa terjual banyak karena bantuan publikasi media
sosial yang saaat itu sudah mulai menggejala. Untuk buku berikutnya, saya
mendapatkan berkah dari medsos itu.
Saya tipe penulis. Mungkin, lebih banyak
buku yang tidak saya terbitkan daripada yang saya terbitkan. Saya memang bukan
tipe pandai menjual ide. Saya senang menulis. Yang menarik buat saya tulis, ya
saya tulis. Tak peduli tak dilirik penerbit. Tapi Allah maha pengasih. Beberapa
sering dilirik penerbit dan jadi berkah buat keluarga.
Yang interview dari dulu sampai kini sudah
saya tahu. Pasti dia editor. Dialah penentunya. Saya sering berdoa, dan
ternyata sering benar, "Dia lebih pintar dari saya". Minimal soal
membuat buku saya laku di pasaran.
Semua buku berkesan. Dia seperti anak saya.
Dia ada yang berkembang dan bermakna bagi masyarakat luas. Ada juga yang
diam-diam hanya dibaca sahabat dekat ketika dia terpuruk di sudut kamarnya.
Semuanya saya syukuri. Ia lahir dari saya, saya bangga atas rezekinya.
P3
Assalamu’alaikum Mr. Bams
Mau tanya kepada Pak Ukim Komarudin
Jika menulis di mayor di kasih waktu berapa
lama untuk menulis setelah menyetorkan judul atau setelah kontrak di berikan,
apakah setelah mendapat kontrak menulis di penerbit mayor, akan di tawari kerja
sama lagi setiap tahunnya?
Mohamad Soni Jombang
Jawab :
Pak Mohammad Soni yang baik, ketika bertemu
penerbit saya sudah bawa naskah utuh. Dari naskah itu kita mulai bicara.
Saya sering diminta menulis terus oleh
beberapa penerbit karena beberapa buku saya yang dipergunakan di lembaga
pendidikan terbit terus. mungkin sekarang sudah jilid belasan. Masalahnya di pembagian waktu atau
prioritas. kelemahannya juga ada di saya. Pribadi saya kurang bisa kompromi.
Tapi percayalah, dari karya Bapak yang sungguh-sungguh akan ada tawaran
berikutnya. Masalahnya, Bapak berkenan membagi waktu dan prioritas?
P4
Saya ,Sri Budi Handayani dari Gresik mau
bertanya Bagaimana mengetahui gaya selingkung penerbit.
Jawab :
Ibu Sri, saya termasuk orang yang nggak mau
belajar tentang itu. Bisa terkuras energi kita jika memikirkan hal itu. Itu
sebabnya, saya menulis untuk diri saya. Jadi, ketika itu jadi duit,
alhamdulillah. Lalu, saya tak mendapat konfirmasi sekaligus royalti, padahal di
belakang saya mereka menerbitkan dan menjual buku saya. Silakan. Makan tuh
rezeki saya semoga jadi amal yangdipakai kebaikan. Saya kurang suka dengan
hal-hal yang diluar jangkauan saya🙏
P5
Pertanyaan pertama
Saya dulu menulis banyak novel,dan cerpen
tapi tidak sampai klimaks sudah bosan.Bagaimana cara mengatasi nya?
Pertanyaan kedua,saya suka menulis
novel.Tapi,kenapa saya terus mengulang ulang kesalahan yg sama.Misal tokoh
terlalu banyak,jalan cerita mudah ketebak,bagaimana cara mengatasi nya?
Pertanyaan ketiga,saya mempunyai asisten
penulis novel-->2 teman saya beda kelas dan teman saya satu kelas.Alasan
saya butuh asisten karena mereka sebelumnya pernah menulis novel di wattpad dan
menjadi suka menggambar.Sehingga diharapkan agar ceritaku bisa dilihat dari
sudut pandang bayak orang,tapi apakah langkah itu sudah betul?
Pertanyaan ke empat,karena banyak orang
yang membatu saya,apakah mereka disertakan dalam bagian abstrak/pengenalan
penulis.
Jawab:
Bapak siapa, ya?Diduga Bapak salah memilih
kategori ekspresi menulis. Bapak,
harus menempatkan diri sesuai stamina dan
kecenderungan Bapak. Ada tipe sprinter, maka pilih cerpen. Kalau Marathon,
pilih novel. Mungkin bertahap ya, pak. dari lari jarak pendek karen latihan
akhirnya bisa lari jarak jauh.
Ada yang disebut, Premis (tema besar).
Biasa terdiri atas satu paragraf. Hebatnya, ia adalah sebuah headline yang
memegang pergerakan ide, tokoh, dan alur cerita. Penulis hebat memulia dari
itu, Pak. Percayalah, jika tidak memulia dari situ, kemungkinannya kalah
tenaga, atau ngawur kemana-mana.
saya tipe orang yang sering menyembunyikan
karaya jika belum final. Saya orang teater, pak. Saya suka membuat kejutan
dengan membina puncak-puncak cerita. termasuk di sini kelahiran anak (karya)
saya yang mengejutkan.
Permasalahan penulis pemula sering serakah.
Jadi penulis sekaligus editor. Akhirnya, nggak jadi-jadi. Baru satu bab
dikoreksi. Baru lima lembar disalahkan sendiri. Ya Ambyar.
Tulis saja, nanti ada jurinya: diri
sendiri, teman penulis, dan akhirnya editor. Jika mereka menganggap tulisan
bapak nggal laku di pasaran, tapi Bapak bilang itu bagus tak apa. Ada suatu
masa yang dikatakan banyak orang jelek, saat itu malah dicari dan dibenarkan
orang.
Benar, Pak. Membaca yang banyak dan siapa
saja yang Bapak suka. Hebatnya, Tuhan Mahakreatif dan Penyayang. Kita akan
tumbuh menjadi diri sendiri tidak seperti Tere dan lainnya. Memang ada sedikit
unsur, seperti ... tapi dalam dunia imajinassi itu sah.
P6
Nama : makhmud
Asal : gempol pasuruan
Boleh tanya pak ,
Saya baru akan menulis buku , pengalaman
bahan utk menulis sudah ada akan tetapi memulai menulisnya kesulitan ,bagaimana
memulai menulis buku yang bisa meyakinkan bagi penulis .
Jawab :
Pak Makhmud yang berani, Mulailah menulis
dengan membaca buku-buku yang diduga akan mirip ekspresi bentukannya seperti
buku yang akan Bapak buat. Ketika kita datang ke perpustakaan atau toko buku,
kita membaca untuk mendapatkan inspirasi. kadang-kadang, saya membeli buku atas
tujuan seperti itu, Pak.
Tentang meyakinkan memang dimulai dari
Bapak dahulu. kalau Bapak kurang yakin, celakanya pembaca juga demikian.
Mulailah banyak membaca karya-karya yang bagus yang menjadi minat Bapak. Dari
situ, bapak punya standar sendiri.
Tentang meyakinkan memang dimulai dari
Bapak dahulu. kalau Bapak kurang yakin, celakanya pembaca juga demikian.
Mulailah banyak membaca karya-karya yang bagus yang menjadi minat Bapak. Dari
situ, bapak punya standar sendiri.
P7
ass. wr wb. saya hetty setyoningrum dari
smpn 1 kaloran temanggung, jawa tengah...ingin bertanya adakah tips dan trik
agar kita bisa menjadi penulis produktif yang layak diterbitkan? bagaimana cara
menumbuhkan rasa percaya diri dalam menulis(memulainya)? terimakasih.
wass.wr.wb
Jawab :
Sahabatku Hetty, penulis yang baik memang
pembaca yang baik. Banyak-banyaklah membaca sehingga akan mampu menulis. Saya
setuju dengan himbauan menulislah setiap
hari. Tapi tolong disertai membaca agar tulisan kita berkualitas. Itu hukumnya, Het. Menulis (produktif)
pasokannya adalah membaca (receptif).
Manulis saja. Dengarkan respons dari
sekitar. Kita memang membutuhkan orang yang membuat kita terlecut menjadi lebih
baik.
P8
Yulus Roma - Tana Toraja: Luar biasa
pengalamannya pak, pertanyaan saya, apakah gaya bahasa sehari-hari bapak
tertuang persis sama dengan gaya menulis di buku? Bagaimana mengolah bahasa
sehari-hari agar renyah dibaca orang? Terima kasih.
Jawab :
Yulus yang baik, pada akhirnya kita akan
menjadi diri kita sendiri. Termasuk dalam hal karya. Yulus akan menemukan
warna, tipe, dan kekuatan sendiri dalam menulis. Ketika teman-teman Yulus
memuji tulisan Yulus, maka di saat itulah kualitas naik ke permukaan. Teruskan
dan pupuk kekuatan itu. Sampai kalau serpihan tulisan Bapak terjatuh di
jalanan, ada seorang teman yang mengatrakan kepada Anda bahwa ini tulisan milik
Anda. Kita akan bertanya, "kok tahu sih ini tulisan saya?" Dia kan
jawab, "Saya sudah hapal itu Gaya Yulus."
Keren pk
BalasHapus