MENULIS BUKAN CUMA BERMAIN KATA-KATA
Belajar
Menulis Gelombang 9
Pertemuan 26 :
Kamis, 14 Mei 2020
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00
WIB
Pemateri : Asep Sapa’at
Topik : Pengalaman
Menulis Opini dan Hikmah Republika
Peresume : Nanda Candra Kirana, S.Pd
Profil Pemateri
Asep Sapa’at, lahir di
Garut, 23 Mei 1983.
Riwayat Pendidikan
- TK Pertiwi - Garut
- SDN Sukamaju 1 Garut, Jawa Barat
- MTsN 1 Garut, Jawa Barat
- SMAN 1 Garut, Jawa Barat
- Faculty of Mathematics and Science, Universitas Pendidikan Indonesia (2001-2005)
- Program of Mathematics Education, Universitas Terbuka (2018 - ...)
Riwayat Profesi
- Trainer of Education, Lembaga Pengembangan Insani, Dompet Dhuafa (2006 – 2012)
- Curriculum Development Specialist, Universitas Bina Nusantara (2008)
- Manager of Makmal Pendidikan, Dompet Dhuafa (2008-2012)
- Director of Sekolah Guru Indonesia, Dompet Dhuafa (2012-2014)
- Researcher in Research and Development of Klinik Pendidikan MIPA (2017-2019)
- Consultant for Teacher Professional Development Program in Various School Indonesia
- Master Teacher in Sekolah Guru Indonesia (2012-Now)
- Ghost writer and Independent writer
- Lecturer in Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Daarul Fattah (September 2019 - ...)
Pengalaman Internasional
- Speaker of Parallel Session on 2nd East Asia International Conference on Teacher Education Research The Hongkong Institute of Education (2010)
- Speaker of Parallel Session on 16th International Conference Education Universiti Brunei Darussalam (23-26 Mei 2011)
- Hot Seat Speaker Online Learning Community for Teacher Professional Development (OLC4TPD) Edith Cowan University, Perth Australia (2009)
Buku
- Sop Menjadi Guru Jika Tidak....
(Penerbit, Tangga Pustaka)
- Setia Mengabdi Meski Kelas Beratapkan Langit
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Peluh Penawar Rindumu Indonesia
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Beta Guru Sudah
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Guru 12 Purnama
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Murid Pasif Pangkal Guru Kreatif
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
Resume
MENULIS BUKAN CUMA BERMAIN KATA-KATA
Mengikat Makna
Istilah mengikat
makna dipopulerkan oleh almarhum Hernowo. Segala hal yang berkaitan dengan
aktivitas menulis sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita lihat,
dengar, rasakan, renungi.
Setiap orang memiliki hambatan menulis yang
berbeda-beda. Ada hambatan yang disebabkan kesulitan mengalirkan gagasan, ada
juga karena faktor mood, ada pula yang disebabkan karena faktor penguasaan
bahasa serta keterampilan menulis. Namun hakikatnya, setiap diri kita bisa
menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang paling mudah ditulis adalah
sesuatu yang dekat dengan diri kita.
Sebelum saya dapat mempublikasikan tulisan
di media masa, saya belajar menulis di buku harian. Menulis di buku harian
adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan.
Ranah dan
jenis tulisan
Secara umum tulisan dapat kita golongkan menjadi tiga jenis.
Sifat Tulisan
Sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat,
yaitu:
1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat
sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh
orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun
catatan-catatan rahasia.
2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat
pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca
orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi,
terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media
sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah
dibuat sesuka hati.
3. Publik terbatas, yakni
tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi dalam lingkup
terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun lingkup sesama
teman yang saling kenal.
4. Publik terbuka, yakni tulisan yang
ditujukan untuk konsumsi orang banyak secara terbuka dan luas meskipun menyasar
pada segmen pembaca tertentu. Tulisan ini bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Sifat menentukan untuk siapa tulisan Anda
tujukan. Pada sifat pertama Bapak Ibu menulis, tetapi hanya Bapak Ibu sendiri
yang membacanya. Sifat 2, 3, dan 4 adalah tulisan yang ditujukan untuk publik
sehingga Anda perlu menimbang tujuan penulisan dan pembaca sasaran. Opini
merupakan jenis tulisan nonfiksi, ranah jurnalistik, dan sifat tulisannya
publik terbuka.
Menurut Mas Fauzil Adhim,
ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa
Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis
memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), melibatkan emosi saat menulis,
luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan), berbagi pengalaman
hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan
tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan
ditulis.
5 Proses Menulis
Menggagas
Setiap orang pasti
memiliki gagasan yang bisa dituangkan menjadi tulisan. Gagasan itu juga
terkadang muncul tiba-tiba. Biasakan diri untuk mencatat tiap gagasan yang
muncul.
Menyusun Draf
1. Menulis bebas
2. Memasukkan bahan yang relevan dengan
pengalaman diri, pengalaman orang lain, latar belakang ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki
3. Memasukkan data dan fakta
4. Mengembangkan gaya penulisan yang tepat
sesuai pembaca sasaran
Merevisi: Membuat Tulisan Lebih Baik
1. Membaca ulang naskah secara keseluruhan
sambil menandai bagian yang kurang jelas atau kurang tepat
2. Menimbang bahan yang harus dibuang
karena kurang relevan
3. Menimbang bahan lain yang dapat
memperkaya tulisan
Menyunting: Memastikan Tidak Ada
Kesalahan
Memperbaiki tulisan dari aspek tata bahasa,
ketelitian data dan fakta, kesantunan. Tak boleh ada kesalahan elementer.
Menerbitkan
Menentukan publikasi tulisan pada media
yang tepat serta pembaca yang tepat. Bapak Ibu dapat memilih media daring atau
media cetak.
Di luar teknis menulis yang disampaikan di
atas, faktor nonteknis seperti disiplin menulis, tak pantang menyerah
mengirimkan tulisan ke media meski sering ditolak dan tak dimuat, juga tak
berhenti belajar meningkatkan keterampilan menulis.
Komentar
Posting Komentar