TUMPENG KATA SEORANG PENULIS

 


TUMPENG KATA SEORANG PENULIS

Nanda Candra Kirana

jangan berharap saya akan membahas tentang nasi tumpeng yang lezat. Nasi tumpeng yang memiliki lauk pauk yang lengkap. Tidak, sama sekali tidak. Saya hanya menganalogikan nasi tumpeng dan ragam lauk pauknya sama seperti kumpulan kata yang harus dimiliki seorang penulis agar tidak kesulitan memberi visuala dari ide yang ia miliki.

 

Selanjutnya nasi tumpeng yang bentuknya kerucut memberikan gambaran tentang dua metode penalaran (logika) penyusunan paragraf dalam menulis; terutama penulisan karya ilmiah yaitu metode deduksi dan induksi.

 Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang bermula dengan penjabaran tentang hal-hal umum kemudian menjurus ke hal khusus. Pada paragraf deduktif, letak kalimat utama berada di awal paragraf.

Ciri-ciri jenis paragraf deduktif adalah sebagai berikut:

  1. Kalimat utama atau ide pokok ada pada kalimat pertama paragraf.
  2. Polanya umum-khusus-khusus-khusus.
  3. Kalimat utama diperinci dengan kalimat penjelas.

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Jenis paragraf induktif diawali dengan kalimat-kalimat penjelas berupa fakta, contoh, rincian, atau bukti yang kemudian disimpulkan pada kalimat akhir paragraf. 

Ciri-ciri jenis paragraf induktif adalah sebagai berikut:

  • Diawali dengan penjelasan khusus.
  • Digeneralisasikan atau disimpulkan berdasarkan penjelasan khusus di akhir paragraf.
  • Kalimat utama terletak di akhir paragraf (kesimpulan).
  • Polanya khusus-khusus-khusus-umum.

Pada paragraf induktif, ada beberapa jenis yakni generalisasi, analogi, sebab akibat, dan perbandingan.

Seorang penulis yang sudah memiliki tumpeng kata tinggal memilih metode mana yang akan ia gunakan. Ketika diksi tak lagi menjadi penghambat seorang penulis, ide akan semakin gamblang dan terarah ditulis. Alhasil, para pembaca juga akan cepat dan mudah menemukan nilai dan pesan dari tulisan yang dibuat. 

Lalu bagaimana agar seseorang memiliki tumpeng kata? Cara termudah bagi seseorang untuk meningkatkan jumlah kata yang ia miliki sebagai alat komunikasi lisan ataupun tulisan adalah dengan membaca.

 Membaca akan memberikan stimulus luar biasa bagi kemampuan linguistik. Membaca akan membantu kita untuk menempatkan diri pada dua posisi; posisi penulis karya yang kita baca dan posisi pembaca sebagai penikmat karya.

 Saat memposisikan diri sebagai penulis, kita sudah memiliki rujukan tentang gaya menulis yang sesuai dengan diri kita. Kita memiliki figur yang bisa dijadikan contoh. Saat memposisikan diri sebagai pembaca, kita pun mampu memprediksi apa yang sebaiknya diperhatikan dan dihilangkan dalam tulisan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MODA DARING LAGI UNTUK KELAS 7 MTsN 1 LANGKAT

DARI PTK KE MEDIA CETAK